Berbagi Ilmu Kepenulisan Novel Bersama Orizuka (Part 2)
3:56 AM(Part 1 : https://kairistory96.blogspot.co.id/2017/12/berbagi-ilmu-kepenulisan-novel-bersama.html)
Rupanya sudah cukup lama aku memberi jeda pengunggahan
tulisan tentang Kelas Menulis Novel Bersama Kak Orizuka.
Tulisan ini berisi tentang mengenai hasil Kelas Menulis Novel
yang kedua di pertengahan bulan November. Dibanding kelas pertama, jumlah
peserta kali ini meningkat secara mengejutkan hingga mendekati angka dua puluh.
Kalangannya pun semakin beragam, mulai dari anak kelas 1 SMA hingga guru SMP. Kini
kaum adam pun ikut bergabung meramaikan diskusi kepenulisan bersama Kak
Orizuka. Oleh karena yang hadir didominasi oleh peserta baru—saat itu hanya aku
yang benar-benar ikut dari kelas pertama—, Kak Orizuka banyak mengulang materi
yang telah disampaikan pada kelas pertama. Jadi aku sama sekali tak mencatat apapun
pada awal kelas ini.
Barulah aku mulai mencatat ketika penulis novel teenlit itu melanjutkan pada materi tentang
sudut pandang. Kak Orizuka memaparkan pembagiannya secara umum, yaitu sudut
pandang orang pertama, kedua, dan ketiga. Pada setiap sudut pandang, ia tak
hanya menjelaskan ciri khasnya, tetapi kelebihan dan kekurangannya juga.
Berikut adalah penjelasannya :
- Orang
pertamaIni adalah salah satu sudut pandang yang cukup sering digunakan selain sudut pandang orang ketiga. Hal yang menjadi ciri khas utamanya adalah pemakaian kata ganti seperti aku, saya, gue dan sebagainya.Kelebihan : Penulis dapat menggali isi hati karakter (jalan pikiran, keputusan, dan sebagainya) lebih mendalam.Kekurangan : Cerita hanya berpusat pada karakter itu saja, ada kekhawatiran karakter penulis akan tercampur dengan karakter tokoh.
- Orang
keduaSudut pandang ini dapat dikatakan sebagai yang eksekusinya paling sulit. Tidak sedikit juga penulis fiksi yang salah paham dengan prinsip dasar penggunaan sudut pandang orang kedua. Ciri khas utamanya adalah pemakaian kata ganti seperti, kamu, kau, anda, dan sebagainya.Kelebihan : Melibatkan pembaca ke dalam cerita. Seolah penulis adalah pembuat skenario game visual novel dan pembaca adalah pengendali karakternya.Kekurangan : Sulit untuk digarap.Sebagai gambaran umum, Kak Orizuka memberi contoh referensi seperti novel Goosebumps, Please Look After Mom, dan Seribu Wajah Ayah.
- Orang
ketigaDalam sudut pandang orang ketiga, penulis berperan sebagai “kamera”. Artinya, bertugas menyoroti setiap adegan. Salah satu tips untuk mengasah deskripsi menggunakan sudut pandang ini adalah mempelajarinya dari cara suatu film menyorot adegan. Kak Orizuka menegaskan pentingnya mempertimbangkan alasan memilih sudut pandang orang ketiga, entah karena keseharian karakternya yang dianggap penting atau yang lainnya. Ciri khas utamanya adalah pemakaian kata ganti orang ketiga seperti dia, orang itu, sosok itu, dan sebagainyaKelebihan : Penulis dapat menceritakan beberapa karakter dan adegan sekaligusKekurangan : Penulis tidak bisa mengeksplor karakter lebih dalam seperti dari pemikiran, isi hati, dan sebagainya.
Setelah menjelaskannya satu persatu, Kak Orizuka menambahkan
bahwa sudut pandang bisa dicampur (misalnya orang pertama dan ketiga) asal
memiliki alasan yang kuat dan tidak menyulitkan pembaca (contoh : Critical
Eleven). Hal ini tergantung dari sisi yang ingin disoroti oleh penulis, misalnya
psikologi atau lingkungan karakternya.
Secara keseluruhan, materi yang kucatat pada hari kedua ini
hanyalah tentang sudut pandang. Tadinya Kak Orizuka berniat meneruskan
pemaparan tentang karakter juga, sayangnya urung karena keterbatasan waktu. Sementara
beberapa peserta undur diri, aku dan sekitar 5 orang peserta lainnya hanya
berbincang-bincang sambil menunggu hujan reda. Kak Orizuka juga menanggapi
pembicaraan kami dan berujung mengomentari proyek Renaissance milikku. Untunglah
respon mereka cukup baik dan tidak sabar menanti tuntasnya eksekusi proyek
tersebut (meski sampai sekarang belum mencapai setengahnya L).
Foto bersama Kak Orizuka setelah kelas kedua. |
Oh ya, sebagai info (mungkin kabar buruk), aku tak dapat
menjelaskan apa yang Kak Orizuka sampaikan di kelas ketiga. Saat itu aku
berhalangan hadir karena suatu hal, jadi penjelasan tentang karakter tak dapat
kutulis di sini. Jadi pada tulisan selanjutnya, akan ada ringkasan materi kelas
keempat mengenai setting, riset, premis,
alur, outline, definisi umum dialog
dan narasi beserta proporsinya.
0 comments